Melambungnya Angka Prostitusi Anak KalBar, Dimana Perhatian Pemerintah?

 

Melambungnya Angka Prostitusi Anak KalBar, Dimana Perhatian Pemerintah?

 

 

 

 Disusun Oleh: Kelompok 2

  1. PUTRI AMANDA (E1041191004) 
  2. MAULIDIA ISLAMIAH (E1041191042) 
  3. EGA ASIH SETIANI (E1041191082)
  4. HENDRA ABDURRAHMAN (E1041191076) 
  5. CANDRA (E1041191066)

Prodi: Sosiologi, Fisip Untan

Mata Kuliah: Masyarakat Sipil dan Demokrasi A Reg A


    Fenomena prostitusi melalui media online semakin meluas di dalam masyarakat, prostitusi hampir menjadi habitat dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang berimplikasi pada munculnya eksploitasi seksual komersial yang sering dikenal dengan praktek prostitusi khususnya terhadap perempuan dan anak. Umumnya pekerja seks sering mendapatan stigma negatif cibiran dan bahkan persekusi karena problematika ini menjadi persoalan yang kompleks dan sangat rawan, sebab menyangkut tata kelakuan manusia yang immoral, padahal tidak semua pekerja seks mau dan bertahan di indutri prostitsui. Karena sebagian terdorong akan kebutuhan ekonomi dan  korban perdagangan manusia. Sementara keterlibatan anak dibawah umur dalam kasus protitusi online sangat memperihatinkan. Seperti kasus yang terjadi di Kota Pontianak, pada tahun 2020 kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur tembus mencapai 59 anak dan 500 anak untuk seluruh wilayah Kalimantan Barat, dengan sebagian besar memanfaatkan jejaring Media Sosial sebagai "Open BO" untuk mempermudah mendapatkan pelanggan. Keterlibatan lebih dari 500 anak itu disampaikan oleh Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah Provinsi (KPPAD) Kalimantan Barat.

    Lalu, apakah pemerintah bertanggung jawab penuh atas kejadian tersebut? Menurut saya pribadi “IYA”, Tetapi apakah kita akan tetap menyalahkan sepenuhnya kepada pemerintah atas kejadian 500 prostitusi anak di wilayah Kalimantan Barat? Jelas saja “TIDAK” .

    Keterlibatan semua pihak untuk mengurangi bahkan memberantas kasus ini sangat di perlukan. Termasuk diri kita, masyarakat sekitar ataupun para pemangku kepentingan yang mengetahui kasus ini, dengan cara melaporkan tindakan tersebut kepada pihak berwajib. Jika kalian masih berfikir itu merepotkan karena urusan mereka, berarti kalian mendukung jumlah angka yang akan terus bertambah disetiap tahunnya! dan jika bukan dimulai dari diri kita, lalu siapa lagi yang akan menyelamatkan anak-anak yang terlibat dalam prostitusi ini??? Terdapat beberapa faktor risiko personal dan sosial yang menyebabkan anak dan remaja perempuan menjadi korban eksploitasi seksual komersial, antara lain: faktor perkembangan teknologi yang disalahgunakan, faktor gaya hidup, faktor ekonomi, faktor pendidikan rendah, faktor lingkungan pergaulan bebas, serta faktor kurangnya pengawasan dari orang tua. Sehingga perlu ditekankan pengawasan dari lingkungan keluarga terutama relasi antar anggota keluarga agar hubungan yang dibangun berdampak positif, serta tidak memberi kebebasan yang berlebih yang justru bisa merusak moral anak. Setiap interaksi yang dijalankan dalam keluarga terdapat sistem kontrol verbal baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Ditambah pengaruh lingkungan sosial yang selalu mengalami perubahan dan karenanya diperlukan peran pemerintahan maupun masyarakat sipil untuk berkolaborasi setidaknya meminimalisir masalah ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laki-Laki Egois

Tidak Menggunakan EYD, Sekarang Gunakan PUEBI

Tokoh-Tokoh Sosiologi Klasik, Siapa Saja Mereka?